Viral Di Media Sosial, Dugaan Kasus Bullying Di Kabupaten Bekasi Berakhir Damai

Ilustrasi Foto Perundungan atau Bullying

OPINI BEKASI , Cikarang Pusat – Dugaan kasus bullying di Kabupaten Bekasi yang menimpa salah satu pelajar di Cikarang Pusat  berakhir damai.

Aksi dugaan bullying sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu yang menimpa seorang VAD (17) siswa salah satu SMA di Kabupaten Bekasi kembali di mediasi dengan mempertemukan para orang tua.Proses mediasi disaksikan langsung oleh kepala sekolah dan Kapolsek Cikarang Pusat

Read More

Kepala sekolah, Akhmad Sayuti memastikan dari hasil mediasi pihak keluarga korban maupun keluarga terduga pelaku sudah saling memaafkan dan tidak akan melakukan tuntutan baik pidana maupun perdata.

“Alhamdulillah persoalannya sudah jelas. Pihak kedua sudah saling memaafkan,” kata Akhmad Sayuti, Sabtu (21/01).

Selain itu, dirinya memastikan pihak sekolah akan memberikan pendampingan terhadap pemulihan korban psikologis serta menjatuhkan sanksi kepada siswa yang diduga terlibat aksi bullying sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Pemberian sanksi itu pun telah mendapat persetujuan dari kedua pihak.

“Kita mengacu pada Permendikbud no 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Jadi sanksi yang harus diberikan berupa tindakan yang bersifat edukatif, ketentuannya kan begitu,” kata Sayuti.

Selain di-skorsing selama 2 minggu, siswa yang diduga terlibat dalam aksi bullying tersebut juga dikenakan wajib lapor ke pihak kepolisian dalam kurun waktu tersebut.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi efek jera baik bagi siswa yang bersangkutan maupun siswa lainnya agar tidak melakukan hal serupa,” kata dia.

Kapolsek Cikarang Pusat, AKP. Awang Parikesit berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Pihaknya mengingatkan agar orang tua maupun pihak sekolah terus memantau kegiatan serta membimbing anak maupun siswa.

“Nanti kita akan kerjasama dengan sekolah untuk lebih mengintensifkan program penyuluhan pencegahan kenakalan remaha seperti polisi pergi ke sekolah. Bapak dan ibu guru di sekolah juga mohon untuk terus mengikuti kegiatan para siswa, termasuk para orang tua. Kita bimbing dan beri pemahaman tentang pendidikan karakter hingga sikap saling menghargai satu sama lain, itu penting,” kata Awang. (Red)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *